Sabtu, 21 Agustus 2010

pendidikan anak diusia dini

anak dalam empat tahun pertama adalah perkembangannya yang paling kritis. Bukan saja pertumbuhan fisik yang terpenting, melainkan pola pengembangan kepribadian aktualiasi kemampuan belajarnya telah nampak juga.

Si bayi lahir ia memiliki 100 - 200 sel neuron, siap untuk memproseskan beberapa jenis pengalaman seperti informasi intelektual, suasana emosional yang diperolehnya melalui panca indranya. Manusia dalam mencerna pengaruh tersebut memiliki organisme yang disebut intelegensi yang merupakan kemampuan umum yang bersumber dari otak. Apabila struktur otak sejak lahir terbentuk secara genetis, maka fungsi otak sangat ditentukan oleh berbagai jenis pengaruh lingkungan. Proses otak akan mengalami regenerasi yang berakibat fungsinya intelegensi (stimulus) lingkungan yang diperlukan untuk memberfungsikan otak.

Selama pertumbuhannya, minat dan aktivitas anak selalu terkait dengan perkembangan kemampuannya. Setelah koordinasi kaki, tangan dan bagian badan yang terkait sudah mantap, demikian pula perkembangan bahasanya bertambah, maka anak sudah mulai merancang berbagai alternatif aktivitas yang lain. Cakupan kemampuannya menjadi sangat luas dan juga menjadi makin komplek. Makin waktu berlalu, penyaluran pilihan melatihkan kemampuan. Oleh karena itu berbagai kegiatan pendidikan sebenarnya bisa dirancang secara sengaja dengan tujuan agar anak memperoleh peluang meningkatkan beberapa kemampuan berdasarkan pengalaman belajarnya. Pengalaman yang memperkaya dalam kehidupan mental terutama yang disebut intelegensi inilah yang menjadi tugas lingkungan untuk dapat memberikan berbagai rangsangan sesuai tuntutan perkembangan anak. Salah satu media yang dapat dipakai untuk memperkaya perkembangan mental anak adalah melalui pendidikan seni.

Seni dan Cabang-cabang Seni

Seni adalah sesuatu yang di dalamnya berisi keindahan, yang merupakan hasil daya cipta manusia. Dan seni juga merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melahirkan rasa keindahannya menurut bakatnya masing-masing. Oleh karena itu seni sifatnya halus dan rumit. Cabang-cabang seni meliputi: 1. Seni rupa yang menyangkut di dalamnya adalah: seni lukis, seni pahat, dan seni kria (kerajinan atau keterampilan). 2. Seni suara yang menyangkut di dalamnya adalah: vokal tradisi dan vokal modern. Vokal tradisi yang dikenal di Indonesia adalah karawitan. Instrumen ada dua:instrumen tradisi dan instrumen modern. Instrumen tradisi yang lumrah di Indonesia adalah gamelan. Instrumen modern yang lumrah di Indonesia adalah musik. 3. Seni gerak adalah merupakan olah tubuh (tari). 4. Seni sastra adalah menyangkut tentang: novel, cerpen, drama, dan puisi. 5. Seni teater adalah gabungan antara seni suara dengan seni gerak dan seni sastra. Di antara cabang-cabang seni seperti tersebut di atas bisa diberikan kepada anak, tetapi harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak dan kondisi anak.

Dalam reformasi pendidikan yang mengarah pada kehidupan kebudayaan, spiritual dan individual dalam suasana multikultural dengan mengakui kedaulatan individu menuntut pendekatan yang holistik dalam mentransformasikan sifat-sifat manusia, yaitu transformasi dan perkembangan manusia seutuhnya. Mengenali dan mengakui identitas dan keunikan anak, maka yang perlu dikembangkan kepada anak adalah pendidikan intrinsik, sebab memiliki dampak langsung terhadap perkembangan seseorang.

Pendidikan intrinsik ini berarti belajar tumbuh kembang, belajar tumbuh mengerti dan menghargai orang lain, belajar membedakan yang baik dan yang tidak baik, yang benar dan yang salah, yang indah dan yang jelek. Dalam suasana pembelajaran intrinsik adalah pendidikan seni, adalah yang paling dekat pada inti psikologis dan biologis manusia yang paling dekat kepada apa yang disebut identitas manusia yang seharusnya menjadi pengalaman dasar dalam pendidikan persekolahan atau pun lingkungan rumah (Maslow, 1977).

Pengaruh Seni

Makin banyak seseorang anak mendapat rangsangan melalui seni, makin cerdaslah anak itu. Rangsangan itu harus diikuti dengan keterangan refleksi, bukan saja membawa suasana positif, melainkan memperkuat integrasi indra yang diperlakukan untuk memekarkan berbagai kemampuan yang cerdas. Kemampuan manusia yang paling baik yang dapat mengantar anak manusia Indonesia dalam kancah perubahan di dalam negeri yang beradab dalam suasana persaingan dunia ini adalah seni untuk mencapai tujuan kehidupan berbangsa yang bermartabat. Ini membutuhkan suatu pengalaman belajar yang enjoyable, estetis yang mengundang, sehingga anak didik menyatakan dan mewujudkan diri secara asyik dengan pelajaran seni yang memiliki kekayaan spiritual yang menyertai perkembangan emosional dalam suasana kemartabatan.

Dengan berbagai penelitian telah menyatakan bahwa kecerdasan seni mempengaruhi perkembangan emosi, spiritual, dan kebudayaan lebih dari kecerdasan lainnya. Berbagai ilustrasi yang telah diberikan menggambarkan bahwa kecerdasan seni menolong anak membantu pola pikir dan pola kerja. Maka dari itu apabila, terutama pada tahun dini (0 - 7 tahun) seni dienyahkan dari pendidikan sekolah dan pendidikan lingkungan rumah, karena pelajaran lain dianggap lebih penting, kesalahan fatal telah ditempuh dalam membantu masyarakat menghadirkan nilai-nilai spiritual, emosional, dan mengembangkan insan Indonesia mencapai perkembangan yang optimal, harmonis, dan beradab.Pedoman Dasar

Paradigma baru dalam UU Sindiknas yang akhir-akhir ini direvisi mengacu pada pendidikan multikultural yaitu adanya kebutuhan beragama dalam suatu masyarakat yang tetap merupakan kesatuan. Paradigma pendidikan multikultural ini berkembang seiring dengan hak dan keunikan siswa individual yang belajar bersama dengan yang lain dalam suasana saling mengharmoni, toleransi, dan berpengertian terhadap masing-masing kepentingan. Acuan ini tetap mengakui perbedaan individual. Perkembangan individual sangat dipengaruhi oleh peluang dini yang unggul yang menjadi pengalaman belajar yang berharga dalam perkembangannya.

Pendidikan seni diberikan sejak dini, bahkan sejak ia berada dalam kandungan, merupakan pengalaman yang akan membentuk mekanisme neurophysiologis, bahkan juga potensi yang nampak secara genetis lebih stabil dan dipengaruhi faktor iokimiawi, akan juga berdampak terhadap perkembangan anak.

Pengalaman dini terutama seni akan menjadikan kontribusi genetis. Dalam menjadikan lingkungan kaya dengan kemandirian pengalaman untuk dapat merespons terhadap individu yang lain, anak harus berkembang secara optimal. Apabila ia telah menemukan dirinya sebagai mahluk yang independen dalam menyatakan dirinya melalui berbagai pengalamannya, terutama pengalaman seni yang akan mewujudkan dirinya secara optimal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar